Kamis, 20 Februari 2014

Gunung Kelud Meletusss,, Attudd, PART1

Akhir-akhir ini pasti ramai dengan pemberitaan letusan Gunung Kelud.  Dan yang awalnya aku menyepelekan berita-berita tersebut, ehh ternyata rumahku sendiri terkena dampaknya :(
Baru kali ini rumahku (tepatnya kecamatan Ngantang, Ds Kaumrejo) terkena bencana seperti ini.  Sumpah deeehhh aku shock berat.  Pengen nangis juga . Hwuaaaaa

Apalagi meletusnya sekitas jam sebelas malam, aku lagi enak-enaknya di DreamLand, ehh si ibuk bangunin aku dengan berita ada hujan batu.  Emang sebenarnya waktu itu aku bubuknya kurang nyenyak sih, diluar itu kedengerannya hujan, tapi kok keras banget, nggak kayak hujan air seperti biasanya.  Lha kok ternyata hujan batu, sumpah dehh aku langsung shock, seketika waktu ibu bilang kalau sedang hujan batu, aku melongo beberapa detik, otakku nggak nyaut kalau gunung Kelud meletus.  yahh awalnya sih aku kira, itu hujan aneh akhir-akhir ini, kan akhir-akhir ini sering dengar berita tentang hujan katak, hujan darah, de el el.
Aku kira awalnya begitu, langsung nyaut mungkin kota kelahiranku ini banyak dosa kali ya, sampek dihujani batu. hihihihi

"Kok bisa hujan batu sih ??" tanyaku nggak paham, "kan gunung kelud meletus" tukas Ibu panik, sedangkan abunya mulai masuk kerumah.  "Loh meletus ? ko bisa" tanyaku bego.
"bisalah, emang sudah waktunya "
"Aduh gimana nih, emang dulu kayak gini yaaa ??" tanyaku mulai panik. "Ya enggak dulu itu cuma kena pasirnya dikit-dikit" tukas ibu mondar-mandir bingung.
"Aduh gimana nih, Rinta sama ibuk jangan deket-deket kaca, ntar kacanya pecah, bahaya" kataku panik, sambil istighfar (kalau kena bencana kayak gini baru inget sama Allah).  "Pakek masker...pake masker biar ga sesak nafas" teriakku, Ibu cepet-cepet ngambil masker.

Dan suara Gunung Kelud meletus bener-bener keras banget, bikin aku sampai merinding. Aku nggak bisa tidur sampek pagi, dan gunungnya selesai meletus kayaknya sampai jam 3an itu, uda nggak ada suara letusannya.  Dan paginya jam setengah 5 aku keluar rumah, ehh abunya udah 20cm an, dan ujan abunya belum berhenti, didepan rumahku dan disamping rumahku rumahnya sudah roboh, bikin aku tambah atud aja.  

Awalnya sih aku dan keluargaku nggak ada kepikiran buat ngungsi, ehh tetangga2 pada ngungsi semua, jadi tambah panik deeehhh, emang sampai separah ini yaa sampai ngungsi segala.  Ibuk sih awalnya nggak mau ngungsi, gara-gara mau ngrawat burung Lovebird, yang kandangnya udah mau ambruk, ibuk khawatir ntar kalau ditinggal malah ambruk.  Jadi aku dan ibuk bekerja keras buat bersihin abunya di atas gentengnya kandang lovebird, yang tebelnya uda 10cm an.  Maklum nggak ada cowok dirumahku.  Jadinya cewekpun harus mau bekerja keras.  Sambil deterpa hujan abu, aku berusaha untuk bersihin abu digentengnya kandang Lovebird, yang gentengnya udah mau ambrol itu.  Ngeri dehh, aku nggak pernah bayangin bakal ngalamin kejadian se-ekstrim ini.  Dan akhirnya aku, ibuk, adekku Rinta, dan mbah berangkat ngungsi.  Dan kami harus berjalan sekitar 1km untuk mendapatkan transportasi, dengan tingginya abu yang ada di tanah, dan angin yang membawa abu, membuat berjalan lebih sulit.  Adduhh capek banget, rasanya nafaspun susah. 
Waktu sampai dipertelon udah ada ratusan orang yang nunggu transportasi buat ngungsi, maklum namanya juga ngungsi dadakan, jadi transportasipun nyari sendiri, mau ngungsi kemanapun juga masih  bingung, jadinya orang berebut transportasi, pada mikir dirinya sendiri, nggak mikir orang lain. Dan akhirnya aku dapet transportasi, yaitu trus yan tinggi banget, buat naekpun susahnya minta ampun, akhirnya aku naek trus tersebut.  Alhamdulillah dapat transportasi.

0 komentar:

Posting Komentar